1. Ryan ngaku merampok karena terlilit utang
Kepada polisi, Ryan mengaku nekat melakukan hal tersebut karena dikejar-kejar utang.
Mulanya, dia hanya berniat meminjam uang kepada Y, majikan Aryani. Tapi dia sudah punya strategi lain, bila tak diberi pinjaman oleh A, anak majikan Aryani, yang kebetulan ada di rumah, maka dia nekat merampok.
"Tujuan DH pinjam uang ke A sebesar Rp 500 ribu untuk bayar hutang ke temannya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/6).
Karena sudah ada niatan jahat, Ryan sambil membawa sebilah pisau ke rumah Y. Dia berangkat ke rumah korban dengan mengendarai Yamaha Vega ZR merah bernomor polisi B 6002 EPK.
"Apabila keluarga korban tidak memberikan pinjaman, DH sudah siap untuk merampok dengan pisau yang telah disiapkannya," kata Krishna.
Mulanya, dia hanya berniat meminjam uang kepada Y, majikan Aryani. Tapi dia sudah punya strategi lain, bila tak diberi pinjaman oleh A, anak majikan Aryani, yang kebetulan ada di rumah, maka dia nekat merampok.
"Tujuan DH pinjam uang ke A sebesar Rp 500 ribu untuk bayar hutang ke temannya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (25/6).
Karena sudah ada niatan jahat, Ryan sambil membawa sebilah pisau ke rumah Y. Dia berangkat ke rumah korban dengan mengendarai Yamaha Vega ZR merah bernomor polisi B 6002 EPK.
"Apabila keluarga korban tidak memberikan pinjaman, DH sudah siap untuk merampok dengan pisau yang telah disiapkannya," kata Krishna.
2. Ryan tusuk Aryani 15 kali, kemudian diikat dan rumah dibakar
Ryan mendatangi rumah Y, majikan Aryani sekitar pukul 07.45 WIB pagi. Sampai di rumah itu, Ryan diterima Aryani dan kebetulan majikannya tidak di rumah.
"Posisi DH sambil menunjukkan pisau ke arah Aryani," kata Krishna di ruang kerjanya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6).
Melihat hal tersebut, Aryani berteriak. Ryan coba mengancam Aryani dan meminta diam. "Kemudian DH meminta Aryani untuk menunjukkan di mana majikannya menyimpan uang," kata Krishna.
Tapi Aryani tidak memberitahukan. Geram, DH langsung membekap janda tersebut. Lalu membawa ke kamar anak majikannya di lantai dasar.
"Ternyata kamarnya kosong dan bawa ke kamar D, (anak Aryani) dan ternyata kosong juga," kata Krishna.
DH pun langsung meminta kunci kamar Y. Saat di depan kamar tersebut, DH menusuk Aryani sebanyak 15 kali.
"Posisi DH sambil menunjukkan pisau ke arah Aryani," kata Krishna di ruang kerjanya di Mapolda Metro Jaya, Kamis (25/6).
Melihat hal tersebut, Aryani berteriak. Ryan coba mengancam Aryani dan meminta diam. "Kemudian DH meminta Aryani untuk menunjukkan di mana majikannya menyimpan uang," kata Krishna.
Tapi Aryani tidak memberitahukan. Geram, DH langsung membekap janda tersebut. Lalu membawa ke kamar anak majikannya di lantai dasar.
"Ternyata kamarnya kosong dan bawa ke kamar D, (anak Aryani) dan ternyata kosong juga," kata Krishna.
DH pun langsung meminta kunci kamar Y. Saat di depan kamar tersebut, DH menusuk Aryani sebanyak 15 kali.
3. Bawa kabur Rp 3 M
Ryan berhasil membawa kabur uang Rp 3 miliar dalam pecahan dolar. Setelah merampok Dede menusuk pembantu rumah tangga, lalu membakar rumah untuk menghilangkan jejak.
"Tapi money changer tak mau melakukan penukaran uang. Diduga karena tersangka hendak menukarnya sekaligus atau senilai 210.000 dolar Amerika atau senilai Rp 3 miliar. Makanya pihak money changer menolak. Pelaku juga sempat mau menukar di Bank Indonesia, tetapi lagi-lagi ditolak," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti di Polda Metro Jaya, Kamis (25/6).
Setelah tak berhasil menukar uang, lanjut Krishna, pelaku pulang ke rumahnya di Citayam, Depok. Lalu ia meminta kepada istrinya dan anaknya untuk cepat-cepat berkemas untuk pergi ke Bekasi tempat saudaranya.
"Setelah sampai di Bekasi, pada pukul 20.00 WIB. DH membawa kembali anak dan istrinya dari Bekasi ke rumah mereka di Citayam. Dia memilih lewat jalur alternatif yang sepi dan gelap menuju Citayam untuk menghindari razia," ujar Krishna.
"Tapi money changer tak mau melakukan penukaran uang. Diduga karena tersangka hendak menukarnya sekaligus atau senilai 210.000 dolar Amerika atau senilai Rp 3 miliar. Makanya pihak money changer menolak. Pelaku juga sempat mau menukar di Bank Indonesia, tetapi lagi-lagi ditolak," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Krishna Murti di Polda Metro Jaya, Kamis (25/6).
Setelah tak berhasil menukar uang, lanjut Krishna, pelaku pulang ke rumahnya di Citayam, Depok. Lalu ia meminta kepada istrinya dan anaknya untuk cepat-cepat berkemas untuk pergi ke Bekasi tempat saudaranya.
"Setelah sampai di Bekasi, pada pukul 20.00 WIB. DH membawa kembali anak dan istrinya dari Bekasi ke rumah mereka di Citayam. Dia memilih lewat jalur alternatif yang sepi dan gelap menuju Citayam untuk menghindari razia," ujar Krishna.
4. Sempat pura-pura ikut padamkan api
Ryan sempat berpura-pura membantu memadamkan api bersama warga ketika kebakaran itu terjadi.
"Penglihatan warga dan anak-anak sini sempat melihat Ryan waktu kebakaran, dia ke sini. Sok-sok bantu gitu," kata Agung, Kepala Keamanan RW 05 Pejaten Barat di Jalan Siaga I D, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (25/6).
Ryan dikenal oleh warga sebagai sosok yang sangat ramah dan baik. "Dia memang lahir di sini, besar di sini. Tapi karena udah pindah aja. Tapi dia memang sering ke rumah neneknya. Sejak Ariani di sini dia jadi sering ke sini" ungkap Agung.
"Penglihatan warga dan anak-anak sini sempat melihat Ryan waktu kebakaran, dia ke sini. Sok-sok bantu gitu," kata Agung, Kepala Keamanan RW 05 Pejaten Barat di Jalan Siaga I D, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (25/6).
Ryan dikenal oleh warga sebagai sosok yang sangat ramah dan baik. "Dia memang lahir di sini, besar di sini. Tapi karena udah pindah aja. Tapi dia memang sering ke rumah neneknya. Sejak Ariani di sini dia jadi sering ke sini" ungkap Agung.
5. Bak mafia, Ryan tidur di atas uang hasil rampokan
Ryan ditangkap di rumah saudaranya di Desa Sempu Indah, No 85 Rt 03/01, Kelurahan Cipayung, Depok, Jawa Barat.
DH merupakan otak dan juga pelaku atas terbunuhnya Ariani salah satu pembantu rumah tangga dan juga membakar rumah majikan Ariani di Jalan Siaga I, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (24/6).
"Tersangka ditangkap saat tidur di ruang tengah sepupunya dengan posisi uang hasil curian ditaruh di bawah kepala sebagai bantal," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di ruangannya, Jakarta, Kamis (25/6).
DH sampai di rumah saudaranya pukul 01.15 WIB. Dua jam setelah itu, DH langsung ditangkap petugas. "Rencananya tersangka hanya menginap sampai pagi saja," kata DH.
DH merupakan otak dan juga pelaku atas terbunuhnya Ariani salah satu pembantu rumah tangga dan juga membakar rumah majikan Ariani di Jalan Siaga I, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (24/6).
"Tersangka ditangkap saat tidur di ruang tengah sepupunya dengan posisi uang hasil curian ditaruh di bawah kepala sebagai bantal," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti di ruangannya, Jakarta, Kamis (25/6).
DH sampai di rumah saudaranya pukul 01.15 WIB. Dua jam setelah itu, DH langsung ditangkap petugas. "Rencananya tersangka hanya menginap sampai pagi saja," kata DH.
No comments:
Post a Comment